Rabu, 22 Jun 2011

Abu Bakar As Siddiq

 Beliau lahir 2 tahun beberapa bulan  setelah  kelahiran Rasulullah SAW di kota Mekkah. Atau pada tahun 51 sebelum Hijriah (751 M). Nama lengkapanya Abdullah bin Utsman bin ‘Amir bin Ka’ab at-Taimy al-Qursy. Dulunya bernama Abdul Ka’bah, kemudian Rasulullah mengantinya dengan nama Abdullah. Gelarnya As-Sidiq; orang percaya. Ketika terjadi peristiwa Isro’ dan Mi’roj, beliaulah termasuk orang pertama yang percaya dengan peristiwa itu. Maka beliau digelari as-Siddiq. Nama panggilanya Abu Bakar. Ibunya bernama ummul Khoir Salma binti Shahr bin ‘Amir .

    Abu Bakar As-Siddiq R.A, Muslim pertama yang beriman kepada Allah dan kepada Rasulullah, dan demi imannya itu pula dialah yang paling banyak berkorban. Sejak masuk Islam  besar sekali hasratnya hendak membantu Nabi dalam berdakwah demi agama Allah dan membela kaum Muslimin. la lebih mencintai Rasulullah daripada dirinya sendiri, mendampinginya selalu dalam setiap peristiwa. Disamping sahabat Rasulullah beliau juga mertua dari Rasulullah.

    Abu Bakar adalah seorang yang dipercaya oleh kaum Muslimin ketika itu untuk menjadi khalifah pertama. Beliau dikenal ramah, rendah hati dan penuh kelembutan. Di awal masa kekhalifahannya beliau memerangi Nabi palsu dan orang Muslim yang enggan membayar zakat.

Gelar Abu Bakar As-Siddiq R.A
—    As-Sidiq  :  Orang  yang percaya. Ketika terjadi peristiwa Isro’ dan Mi’roj, beliaulah termasuk orang pertama yang percaya dengan peristiwa itu. Maka beliau digelari as-Siddiq.
—    al-‘Atiq   : Konon ceritanya Rasulullah pernah  berkata; “Kamu  adalah hamba Allah yang dijauhkan (‘Atiq) dari api neraka”. Maka sejak itulah terkenal di kalangan sahabat dengan sebutan al-‘Atiq. Pendapat lain mengatakan karena wajahnya yang tampan. Pendapat lain karena banyak memerdekakan budak muslim seperti Bilal. Pendapat lain karena tidak ada cacat dalam nasabnya.

Kenapa Abu Bakar Terkenal Di kalnagan Muslimin?
—    Di beri gelar as-Siddiq Seorang yang dipercaya  oleh kaum muslimin.
—    Beliau dikenal ramah, rendah hati dan penuh kelembutan.
—    Di awal masa kekhalifahannya beliau memerangi Nabi palsu dan orang Muslim yang enggan membayar zakat.
—    Yang banyak rela berkorban terhadap islam.
—    Dikenal dengan al-‘Atiq. Yang di jauhkan dari panasnya api neraka.
—    Wajahnya yang tampan.
—    Banyak memerdekakan budak muslim seperti Bilal.
—    Tidak ada cacat dalam nasabnya.

Kepribadiannya

    Mengenai pribadinya, Ibn Asakir meriwayatkan dari Abdullah bin az-Zubair, “Ketika para sahabat sedang berkumpul dalam suatu majlis, seseorang bertanya kepada Abu Bakar. “Apakah kamu pernah minum khomer pada masa Jahiliyah?” kata orang itu. Beliau menjawab, “Aku berlindung kepada Allah. “Kenapa” orang itu bertanya. “
    Saya dapat menjaga kehormatan diriku dan muruah. Sebab orang yang minum khomer hilang kehormatannya dan muruahnya” jawab Abu Bakar. Orang pun melaporkan  kepada Rasulullah. Rasulullah berkata, “Abu Bakar benar. Abu Bakar benar.” Dari Aisyah ‘Aisyah r.a. berkata, “Demi Allah, Abu Bakar r.a. belum pernah membaca syair pada masa Jahiliyah dan Islam. Beliau dan Utsman bin ‘Affan tidak pernah meminum khomer/arak.”
    Pada waktu Rasulullah wafat, kaum muslimin mulai guncang dan kebinggungan akan keberlangsungan Islam. Melihat kondisi yang sangat membahayakan ini, beliau dengan lantang berkata; “ Siapa diantara kalian yang menyembah Muhammad (Rasulullah), maka Muhammad sudah wafat. Tapi barangsiapa menyembah Allah SWT maka Allah SWT itu hidup dan tidak akan mati.” Mendengar ucapan  itu, maka tenanglah hati umat Islam. Hingga akhirnya Allah SWT menguatkan keimanan mereka.

SEJARAH PERGANTIAN KHALIFAH PERTAMA
   
    Selepas Rasululllah wafat, Abu Bakar diangkat menjadi kholifah oleh kaum muslimin pada tahun 11 H. inilah sejarah  pergantian  kepemimpinan umat Islam untuk pertama kali yang didasarkan  pada syuro’ (musyawarah). Pada waktu dipilih menjadi kholifah beliau berkata; “Aku diangkat menjadi pemimpin kalian tapi bukan berarti aku yang paling baik dari kalian. Sekiranya aku melakukan kebaikan maka kalian harus menolongnya dan sekiranya aku berbuat salah maka kalian  wajib meluruskan dan mengingatkan. Kejujuran adalah amanah dan berdusta adalah khianat dan pengingkaran terhadap yang benar. Orang-orang yang lemah diantara kalian, bagiku adalah orang kuat hingga aku memberikan  haknya. Dan orang-orang yang kuat diantara kalian, bagiku adalah lemah hingga aku ambil hak-hak itu darinya.”

    Istri-istri beliau; Ummu Rumman binti ‘Amir, Qutailah binti Abdul Izza, Asma’ binti ‘Umais dan Habibah binti Khorijah. Lahir dari perkawinnya tiga anak laki-laki dan tiga perempuan. Tiga anak laki-laki itu; Abdullah, Abdurrahman dan Muhammad. 3 anak perempuannya; Asma’, Aisyah (istri Rasulullah) dan Ummu Kultsum.

    Beliau sangat pandai dalam ilmu nasab (silsisah keturunan) suku dan juga penceritaannya. Beliau termasuk dari ketua-ketua Quraisy di masa Jahiliyah yang disegani dan senangi  karena sikapnya yang bijaksana. Selama hidupnya belum pernah minum khomer dan menyembah patung. Ketika di Yaman, seorang syeik dari al-Azd pernah memberitahu tentang hadirnya kenabian Muhammad Saw. Beliau orang pertama yang meyakini dan mempercayai kenabian Muhammad. Seperti halnya berita yang disampaikan Waroqoh bin Naufal kepada beliau mengenai kenabian Muhammad Saw.

    Pada waktu hijrah, beliau menjadi teman Rasulullah dalam perjalanan hijrah itu, begitu juga ketika Rasulullah berada di gua Hira. Hal ini bisa dibaca dalam firman Allah; “…sedang  ia salah seorang dari dua sahabat pada waktu di gua Hiro..(QS.at-taubah:40). Ketika melakukan ibadah  haji beliau orang pertama menjadi amir ( ketua) rombongan  kaum  muslimin dalam haji tersebut dan orang pertama yang menjadi imam sholat setelah wafatnya Rasulullah.
    Diantara orang-orang yang memeluk Islam  dan atas jasanya adalah;       az-Zubair bin al-Awwa, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin ‘Auf, Saad bin Abu Waqos, Tholhah bin Ubaidillah, Abu ‘Ubaidah bin Jarrah. Mereka termasuk 10 orang-orang yang diberitakan masuk surga. Termasuk beliau juga.

    Beliau telah memerdekakan 7 orang; Bilal, ‘Amir bin Fahiroh, Zanirah, Nahdiyah dan anak perempuannya, Jariyah bani Muammal dan Ummu ‘Abis. Mengumpulkan mushaf yang tersebar di berbagai pelosok. Beliau juga orang yang sangat tegas memerangi orang-orang murtad (keluar dari Islam) dan enggan membayar zakat. Pada masa beliau memangku kholifah, syiar Islam tersebar melalui penaklukan  ke berbagai negara. Inilah sejarah awal penaklukan dalam Islam. Ada 142 hadits yang diriwayatkan. Diantara riwayat hadits dari beliau; Suatu ketika Abu Bakar bertanya kepada Rasulullah. “Wahai Rasulullah, ajarkan kepadaku do’a dalam sholat.” Rasulullah menjawab: “berdoalah dengan ini; “Allahumma inni dholamtu nafsi dhulman  katsiro…(Wahai Allah, aku banyak berbuat kedhaliman, tidak ada orang yang boleh berikan ampunan dosa-dosa dholimku kecuali Engkau. Maka berilah ampunana atas semua dosa-dosaku dan berilah kasih sayang dan rahmat. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Pemberi Ampunan dan Kasih sayang” (HR.Bukhori)

SAAT MENJADI KHLAIFAH

    Saiyidina Abu Bakar Al-Siddiq R.A  tidak asing lagi bagi ummat Islam, baik dahulu maupun sekarang. Dialah manusia yang dianggap paling gung dalam sejarah Islam sesudah Rasulullah S.A.W. Kemuliaan akhlaknya, kemurahan hatinya dalam mengorbankan harta benda dan kekayaannya, kebijaksanaannya dalam menyelesaikan masalah ummat, ketenangannya dalam  menghadapi kesukaran, kerendahan hatinya ketika berkuasa serta tutur bahasanya yang lembut lagi menarik adalah sukar dicari bandingannya baik dahulu maupun sekarang. Dia sahabat  yang paling akrab dan paling disayangi oleh Rasulullah S.A.W.

    Nama sebenar Saiyidina Abu Bakar Al-Siddiq adalah Abdullah Bin Qahafah. Sebelum masuk Islam, beliau adalah seorang saudagar yang  sangat kaya serta datangnya dan keluarga bangsawan yang sangat di hormati oleh masyarakat Quraisy. Bahkan sebelum memeluk Islam  lagi, Abu Bakar telah terkenal sebagai seorang pembesar Quraisy yang tinggi akhlaknya dan tidak pernah minum arak sebagaimana yang lazimnya dilakukan oleh pembesar-pembesar Quraisy yang lain.
    Keislaman Saiyidina Abu Bakan Al-Siddiq R.A. telah membawa pengaruh besar di kalangan kaum bangsawan Quraisy karena dari pengaruh keislamannya itulah maka beberapa orang pemuda   bangsawan Quraisy seperti Saiyidina Uthman Bin Affan, Abdul Rahman Bin Auf, dan Saad Bin Waqqas menuruti jejak langkahnya. Semenjak beliau memeluk Islam, Saiyidina Abu Bakan R.A. telah menjadi pembela Islam yang paling utama serta seorang sahabat yang paling akrab serta paling dicintai oleh Rasulullah S.A.W. Amru seorang sahabat Rasulullah S.A.W. pernah suatu han bertanya padaRasul, "Siapakah di antara manusia yang paling tuan sayangi? Baginda menjawab, "Siti Aisyah, dan kalau laki-laki adalah ayahnya.

    Selain daripada itu Saiyidina Abu Bakar Al-Siddiq R.A. adalah seorang sahabat yang terkenal karena keteguhan imannya, cerdas akal, tinggi akhlak, lemah lembut dan penyantun. Rasulullah S.A.W. pernah menyanjungi sahabatnya itu dengan sabdanya, "Jika ditimbang iman Abu Bakar Al-Siddiq dengan iman sekalian ummat maka berat lagi iman Abu Bakar. Demikian teguhnya iman Saiyidina Abu Bakan R.A. Gelaran Al Siddiq yang dibenikan orang terhadap Saiyidina Abu Bakan R.A. adalah lantaran memandang sikap serta pendiriannya yang teguh dalam membenarkan serta membela din Rasulullah S.A.W. Andainya sekalian ummat manusia akan mendustakan Muhammad S.A.W. Abu Bakar R.A. pasti akan tampil dengan penuh keyakinan untuk membelanya.

    Tidak beberapa lama setelah memeluk agama Islam, Saiyidma Abu Bakar yang terkenal sebagai saudagar yang kaya itu telah meninggalkan perdagangannya dan meninggalkan semua usaha peribadi lain-lainnya lalu menyerahkan segenap kekayaan dan jiwa raganya untuk melakukan penjuangan menegakkan Islam bersama Nabi Muhammad S.A.W. Karena kegiatannya maka Agama Islam mendapat kemegahan dengan Islamnya beberapa pemuda Quraisy yang lain seperti yang telah disebutkan itu. Beliau telah mengorbankan seluruh harta bendanya untuk menebus orang-orang yang ditawan, orang-orang yang ditangkap atau disiksa. Selain danpada itu beliau juga telah membeli hamba-hamba yang kemudian dimerdekakannya. Salah seorang hamba yang dibelinya lalu kemudian dibebaskan yang paling terkenal dalam sejarah ialah Bilal Bin Rabah.

    Tatkala Nabi Muhammad selesai melakukan Isra' dan Mi’raj segolongan orang yang kurang mempercayai apa yang telah dikhabarkan Rasulullah S.A.W. telah pergi menemui Saiyidina Abu Bakan R.A. untuk mendengarkan apa pendapatnya tentang dakwaan Muhammad S.A.W.  itu. Tujuan kedatangan mereka mendapatkan Abu Bakar R.A. tidak lain dengan prasangka Abu Bakar R.A. kali ini akan mendustakan  kisah yang tidak masuk akal pada pikiran mereka itu. Setelah pertanyaan itu disampaikan kepada Abu Bakar R.A. lalu beliau berkata, "Adakah Muhammad berkata begitu? Sahut  mereka, "Benar! Maka ujar Saiyidina Abu Bakar R.A. "Jika Muhammad berkata begitu maka sungguh benarlah  apa yang diceritakan itu. Lalu mereka pun  terus menyambung, "Engkau percaya hai Abu Bakar bahwa Muhammad sampai ke tanah Syam lebih sebulan perjalanan pulang, di malam semalam tadi? Maka sahut Abu Bakan sungguh-sungguh, "Benar! Aku percaya! Malah lebih dan itu aku percaya kepadanya. Aku percaya akan berita dari langit diberitakannya baik pada waktu slang maupun di waktu malam!

    Dan tidak mengherankan sekali sikap Abu Bakar itu. Beliau telah kenal akan Muhammad S.A.W. bukan sehari dua hari, melainkan sudah boleh dikatakan seumur manusia. Beliau tahu  bahawa sahabatnya itu berkata benar, tak pernah bohong;. Mustahil baginda akan khianat kepada pengikutnya yang percaya kepadanya. Beliau mengimani sahabatnya itu Pesuruh Allah Yang Maha Kuasa, menenima wahyu danipada Tuhannya. Beliau sudah bertahun-tahun  mengikuti petunjuk yang diwahyukan oleh Allah kepada sahabatnya itu maka telah  teguhlah iman dalam hatinya.

    Tatkala keadaan kekejaman orang-orang musyrikin Quraisy tenhadap kaum Muslimin yang sedikit jumlahnya di Mekah semakin hebat dan membahayakan, Nabi Muhammad S.A.W. telah mengadakan permusyawaratan di numah Saiyidina Abu Bakan R.A. untuk mencani jalan keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi pihak kaum Muslimin. Ketika itulah Rasulullah S.A.W. menjelaskan kepada Saiyidina Abu Bakan R.A. bahwa Allah S.W.T. telah memerintahkan baginda supaya melakukan hijrah ke Madinah serta meminta Saiyidina Abu Bakar R.A. supaya menemaninya dalam peristiwa hijrah tersebut. Dengan perasaan gembira tanpa sedikit kebimbanganpun Saiyidina Abu Bakar R.A. menyambut penmintaan Rasulullah S.A.W.
    Dari pintu belakang rumah Saiyidina Abu Bakar R.A. Rasulullah S.A.W. bersama-sama Saiyidina Abu Bakar menuju  ke Gunung Tsaur dan bersembunyi di gua yang diberi nama Gua Tsaur. Pada saat suasana amat kritis, Saiyidina Abu Bakar R.A. gelisah dan cemas kerana khwatir kalau-kalau musuh dapat mengetahui di mana Rasulullah sedang bersembunyi, maka pada saat itu turun ayat suci Al Quran dari Surah Taubah yang isinya memuji Saiyidina Abu Bakan Al-Siddiq, sebagai orang kedua sesudah Nabi s,a.w. dalam Gua Tsaur. Dalam hal itu Rasulullah S.A.W. pun mengerti akan situasi dan kegelisahan sahabatnya itu yang oleh karenanya Rasul berkata, "Apakah yang menggelisahkanmu, bukankah Allah menemani kita?

    Kemudian Rasulullah S.A.W., diriwayatkan berkata selanjutnya untuk menghilangkan kebimbangan Saiyidina Abu Bakar, "Kiranya mereka masuk juga ke dalam gua ini kita masih dapat melepaskan diri dari pintu belakang itu, ujar Rasul sambil menunjukkan ke belakang mereka. Saiyidina Abu Bakar R.A. pun menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya beliau bila dilihatnya pintu belakang yang ditunjuk oleh Rasul itu, padahal pintu tersebut tadinya tidak ada sama sekali. Sebenarnya kebimbangan Abu Bakar R.A. tatkala di dalam gua itu bukanlah kerana takutkan nyawanya akan direnggut oleh pihak musuh tetapi yang lebih dibimbangkannya ialah  keselamatan jiwa Rasul. Beliau pernah berkata, "Yang saya bimbangkan bukanlah mengenai diri saya sendiri, kalau saya terbunuh, yang tewas hanyalah seorang manusia biasa. Tapi jika tuan sendiri dapat dibunuhnya maka yang akan hancur ialah satu cita-cita yang suci murni. Yang akan runtuh ialah keadilan dan yang akan tegak pula ialah kedzaliman.

    Ucapan antana dua orang sahabat dalam gua itu ada dalam Al Quran dalam Surah Al Baqarah ayat 40: "Kalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) ketika dia diusir oleh orang-orang kafir (dan kampung halamannya), dalam  keadaan berdua orang sahaja di dalam suatu gua, Di kala itu dia (Muhammad) berkata kepada sahabat karibnya (Abu Bakar): Jangan engkau berdukacita; sesungguhnya Tuhan bersama kita. Tuhan menurunkan ketenangan-Nya kepadanya, dan dikuatkannya dengan tentara yang tidak kamu lihat. Dan Tuhan menjadikan  perkataan orang yang kafir itu paling rendah dan perkataan Tuhan itu yang amat tinggi. Dan Tuhan Maha Kuasa dan Bijaksana.

    Dalam Perang Tabuk misalnya, Rasulullah S.A.W. telah meminta kepada sekalian kaum Muslimin agar mengorbankan hartanya di jalan Allah. Tiba-tiba datanglah Saiyidina Abu Bakan R.A. membawa seluruh harta bendanya lalu meletakkannya di antara dua tangan Rasul. Melihat banyaknya harta yang dibawa oleh Saiyidina Abu Bakar R.A., untuk tujuan jihad itu maka Rasulullah S.A.W. menjadi terkejut dan berkata kepadanya:
—    "Hal sahabatku yang budiman, kalau sudah semua harta bendamu kau korbankan apa lagi yang akan  kau tinggalkan buat anak-anak dan isterimu?
Pertanyaan Rasulullah S.A.W. itu dijawab oleh Saiyidina Abu Bakar Al-Siddiq dengan tenang sambil tersenyum, ujarnya. "Saya tinggalkan buat mereka Allah dan Rasul-Nya.

    Pada saat Rasulullah membaca khutbah yang antara lain menyatakan bahawa kepada seseorang hamba Allah ditawarkan untuk memilih dunia dan memilih ganjaran  yang  tersedia di sisi Allah, dan hamba Allah tersebut tidak akan  memilih dunia, melainkan  memilih apa yang tersedia di sisi Tuhan. Maka ketika meñdengar khutbah Nabi itu Saiyidina Abu Bakar R.A. lalu menangis tersedu-sedu, karena sedih dan terharu sebab beliau mendengar dan mengerti bahwa yang dimaksud dalam isi khutbah tersebut  ialah bahwa umur kehidupan Rasul di dunia ini sudah hampir berakhir. Demikian kelebihan Saiyidina Abu Bakar R.A. di- banding dengan para sahabat yang lain karena beliaulah yang mengetahui bahwa umur Rasul hampir dekat.

    Keunggulan beliau dapat dilihat dengan jelas  selepas wafatnya Rasulullah S.A.W. di saat ummat Islam hampir-hampir menjadi panik serta tidak percaya kepada kewafatannya. Bahkan sahabat besar Saiyidina Umar Al Khattab sendiri telah diselubungi kekacauan pikinan dan  tampil ke muka umum sambil mencabar dan menggugat  siapa saja yang berani mengatakan baginda telah wafat. Ujar Umar., "Rasulullah tidak wafat, dia hanya pergi menghadap Allah saja seperti perginya Nabi Musa yang telah  menghilangkan diri dan kaumnya selama 40 hari, kemudian pulang semula kepada kaumnya setelah diheboh-hebohkan wafatnya.

    "Wahai kaum Muslimin! Barang siapa yang menyembah Muhammad, maka Muhammad  telah mati. Tetapi barang siapa yang menyembah Allah maka Allah selama-lamanya hidup dan tidak mati. Ada sepotong ayat dari Al Qun'an:
"Muhammad itu tidak lebih dari seorang rasul seperti rasul-rasul yang terdahulu darinya. Jika ia mati atau terbunuh patut kah  kamu  mundur ke belakang. Siapa yang suruh ke belakang, dia tidak akan membahayakan Allah sedikit pun dan sesungguhnya Allah akan memberi ganjaran  kepada orang-orang yang bersyukur.
    Setelah mendengar ayat itu, Saiyidina Umar Al Khattab pun terus rebah hingga barulah beliau dan orang  Islam yang telah mendengar pidatonya tadi mendapat kepastian bahawa Rasulullah sudah wafat. Kaum Muslimin tentunya telah pernah dengar ayat ini sebelumnya, kerana ayat itu telah turun semasa perang Uhud, ketika Rasulullah S.A.W. telah diberitakan mati terkorban dan menyebabkan banyak pejuang-pejuang Islam  mundur ke Madinah. Tetapi mereka tidaklah memahami maksud ayat ini seperti yang di pahami oleh Saiyidina Abu Bakar R.A. Ini jelas membuktikan kecerdasan Saiyidina Abu Bakar Al-Siddiq dalam memahami Islam.

    Ketika Rasulullah S.A.W. wafat, baginda memang tidak meninggalkan pesan  tentang  siapa yang  patut menggantikan baginda sebagai Khalifah ummat Islam. Tetapi setelah lama berbincang kaum Muslimin dengan suara ramai memilih Saiyidma Abu Bakan Al-Siddiq sebagai Khalifah setelah namanya itu dicalonkan oleh Saiyidina Umar binl Khattab R.A. Pemilihan ini tepat sekali karena pada pandangan kaum Muslimin memang beliaulah yang paling layak memegang  kedudukan itu memandangkan kelebihan-kelebihannya dari para sahabat yang lain. Apalagi beliaulah yang pernah ditunjuk oleh baginda Rasul semasa hayatnya untuk menggantikan baginda sebagai imam  sembahyang di saat baginda sedang uzur.

    Saya dipilih untuk memimpin urusan ini padahal saya enggan menerimanya. Demi Allah saya ingin benar kalau ada di antaramu orang yang cakap untuk urusan ini. Ketahuilah jika kamu meminta kepadaku agar aku berbuat sebagai yang telah dilakukan oleh Rasulullah S.A.W. sungguh aku tidak dapat memperkenankannya, Rasulullah adalah seorang hamba Allah yang dapat wahyu dari Tuhan, karena itu baginda terpelihara dari kesalahan-kesalahan, sedang aku hanyalah manusia biasa yang tidak ada kelebihannya dari seorangpun juga di antara kamu
    Ini adalah satu pembaharuan dalam pemerintahan yang belum pernah dikenali oleh rakyat jelata  kerajaan Romawi dan Parsi yang memerintah dunia barat dan timur ketika itu.
    Baginda telah mematuhi manifesto politiknya. Baginda hidup seperti rakyat biasa dan sangat tidak suka didewa-dewakan. Adalah diriwayatkan bahwa pada satu masa ada orang memanggilnya, "Ya Khalifah Allah! Baginda dengan segena memintas cakap orang itu dengan katanya:
"Saya bukan Khalifah Allah, saya hanya Khalifah Rasul-Nya!

    Sebelum baginda wafat, kepada Saiyidina Umar Al Khattab baginda telah mewasiatkan agar jangan menghiraukan jenazahnya nanti jika baginda pulang ke rahmatullah, melainkan  haruslah dia segera mengirim bala tentara ke Iraq untuk membantu Al Muthanna yang sedang bertempur di Iraq. Saiyidina Abu Bakar R.A. tidak lupa mengingatkan Saiyidma Umar R.A. apa yang dikerjakannya di waktu Rasulullah wafat dan bagaimana cintanya kepada Rasul dan perhatiannya kepada jenazah baginda yang suci itu tidak mengabaikannya dan melaksanakan kewajiban bianpun yang demikian itu amat berat bagi jiwanya. Dengarlah antara lain kata-katanya kepada Umar bin Khattab R.A.:
"Dengarlah hai Umar! Apa yang akan kukatakan ini laksanakanlah. Aku mengharap akan kembali ke hadrat Allah hari ini sebab itu sebelum matahari terbit pada esok hari engkau hendaknya telah mengirim bala bantuan kepada Al Muthanna. Janganlah hendaknya  sesuatu bencana bagaimana pun besannya dapat melupakan kamu dan urusan agama dan wasiat Tuhan. Engkau telah melihat apa yang telah ku lakukan  tatkala Rasulullah wafat sedang wafatnya Rasulullah itu adalah satu bencana yang belum pernah manusia ditimpa bencana yang sebesar itu. Demi Allah, andai kata di waktu itu aku melalaikan perintah Allah dan RasulNya, tentu kita telah jatuh dan  mendapat siksaan Allah, dan  pasti kota Madinah ini telah jadi lautan api.

    Dalam masa pemerintahannya yang singkat Saiyidina Abu Bakan Al-Siddiq yang memerintah hanya dalam  masa 2 tahun saja itu telah meletakkan asas pembangunan  sebuah pemenintahan Islam yang teguh dan kuat setelah berjaya mengatasi berbagai macam  masalah dalam  negeri dengan segala kebijaksanaan dan kewibawaannya. Baginda telah memenuhi segenap janji-janjinya dan dalam masa 2 tahun pemerintahannya itu telah terbentuk rantai sejarah Islam yang merupakan lembaran-lembaran yang abadi.

    Sungguh kehidupan Saiyidina Abu Bakar Al-Siddiq adalah  penuh dengan ibarat, penuh dengan nasihat, penuh dengan ajaran serta kenang-kenangan yang indah mulia. Selama 2 tahun pemerintahannya itu baginda telah  berjaya menyusun tiang-tiang  pokok dan  kekuatan Islam. Baginda telah membangunkan kekuatan-kekuatan yang penting bagi memelihara kepercayaan kaum Muslimin dan bagi memelihara keagungan Agama Islam. Bahkan baginda telah mengakhiri niwayat pemerintahan yang dipimpinnya dengan menundukkan sebagian negeri Syam dan sebagian negeri Iraq, lalu pulang ke rahmatullah dengan dada yang lapang, ketika umur baginda menginjak 63 tahun. Baginda dikebumikan di samping  makam Rasulullah S.A.W. di Masjid Madinah. Semoga riwayat serta perjuangan baginda menjadi contoh ibadat yang murni bagi sekalian kaum Muslimin.

    Selama masa sakit Rasulullah SAW saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam shalat  untuk menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Segera setelah kematiannya (632), dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam.

    Semasa Rasulullah s.a.w. sedang sakit keras, baginda mengarahkan supaya Abu Bakar mengimamkan solat orang Islam. Selepas kewafatan Nabi Muhammad s.a.w., sebuah majlis yang dihadiri oleh golongan Ansar dan Muhajirin ditubuhkan untuk melantik seorang khalifah bagi memimpin umat Islam. Hasil daripada perjumpaan itu, Saidina Abu Bakar dilantik dan menjadi khalifah pertama umat Islam.

Pertanyaan Yang Di Ajukan Pada Para Sahabat :
—    “ Siapa diantara kalian yang hari ini berpuasa.” Abu Bakar  menjawab; “Saya, wahai baginda Rasul.
—    “Siapa diantara kalian yang telah memberi makan orang miskin?” Abu Bakar menjawab; “Saya, Wahai Rasul.” “Siapa diantara kalian telah mendoakan dan menjenguk orang sakit?” Abu Bakar menjawab; “Saya, wahai baginda Rasul.”
—    Setelah itu Rasulullah bersabda; “Sekiranya sifat dan perbuatan tersebut dilakukan oleh seseorang maka kelak dia akan masuk surga.” 
WAFATNYA ABU BAKAR

    Wasiat Abu Bakar kepada Umar sebelum ajal  menjemputnya sebagaimana diceritakan Abdurrahman  bin Abdullah bin Sabith “Pada waktu ajal hendak menjemputnya, beliau memangil Umar. Beliau berkata, “Wahai Umar, ingatlah bahwa ada amalan untuk Allah yang dilakukan siang hari yang Allah tidak akan  menerima amalan  itu di waktu malam. Dan ada amalan untuk Allah yang di malam hari yang tidak akan diterima di waktu siang. Allah tidak menerima amalan sunnah sehingga yang wajib dilaksanakan. Timbangan amal baik di akhirat menjadi berat karena mengikuti jalan kebenaran di dunia hingga Allah beratkan  timbangan atas mereka. Dan timbangan  (baik) manusia berkurang di akhirat karena manusia mengikuti jalan sesat/batil selama di dunia
   
    Beliau wafat pada tahun 634.  Ketika beliau wafat, Ali bin Tholib berkata; “Semoga Allah memberikan rahmat kepada Abu Bakar, Kamu adalah saudara Rasulullah, kawan dekat, penghibur duka lara, dan kawan dalam bermusyawarah. Kamu adalah orang pertama yang berislam, yang paling ikhlas beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, yang  paling baik dalam persahabatan dan paling mulia diantara kaum lainnya. Kamu juga yang  paling serupa dengan Rasulullah ketika diam dan gerak. Allah telah angkat derajat namamu, wahai Abu bakar dalam tingkatan yang paling tinggi. Allah berfirman; “ Dan orang yang percaya dengan kenabian Muhammad 

    Pelantikan Saidina Abu Bakar mendapat tantangan daripada beberapa orang yang ingin melantik Saidina Ali Abi Talib sebagai khalifah karena Saidina Ali antaranya ialah golongan Syiah Tantangan itu tamat selepas Saidina Ali Abi Talib membaiahkan Saidina Abu Bakar. Antara kejayaan yang diperoleh Saidina Abu Bakar  ialah melancarkan kempen untuk menghapuskan golongan Riddah dan nabi palsu dalam Peperangan Islam Riddah, pengumpulan Pengumpulan Al-quran dan berjaya menawan beberapa kawasan milik Empayarsi dan Byzantine.

SEJARAH UMAR BIN KHATAB

    Kepemimpinan Umar bin Khattab selama lebih dari sepuluh tahun sebagai Amirulmukminin, sebagai pemimpin dan kepala pemerintahan, dengan prestasi yang telah dicapainya memang terasa unik, jika kita baca langkah demi langkah perjalanan hidupnya itu, dan cukup mengesankan. Umar sebagai Khalifah tidak sekedar kepala negara dan kepala pemerintahan, lebih-lebih dia sebagai pemimpin umat. Ia sangat dekat dengan rakyatnya, ia menempatkan diri sebagai salah seorang dari mereka. Umar bin Khattab sosok yang disiplin, tegas, adil, bijaksana, sederhana dan sangat mencintai umat. Inilah sosok salah satu  pemimpin terbaik yang dimiliki oleh umat Islam  setelah Nabi Muhammad SAW.

    Umar sebagai Khalifah tidak sekadar kepala negara dan kepala   pemerintahan, lebih-lebih dia sebagai pemimpin umat.  Sosok yang disiplin, tegas, adil, bijaksana, sederhana dan sangat mencintai umat Umar adalah  Seorang pemuda yang gagah perkasa berjalan dengan langkah yang mantap mencari Nabi hendak membunuhnya.Umar adalah ahli strategi militer yang besar. Ia sangat membenci Nabi, dan agama baru yang dibawanya. Di tengah perjalanan  ia bertemu dengan seseorang yang bernama Naim bin Abdullah yang menanyakan tujuan  perjalanannya tersebut. Kemudian diceritakannya niatnya itu. Dengan mengejek, Naim mengatakan agar ia lebih baik memperbaiki urusan  rumah tangganya sendiri terlebih dahulu. Seketika  itu juga pemuda itu kembali ke rumah dan  melihat  ipar  lelakinya  sedang asyik membaca kitab suci Al-Qur’an. Langsung sang  ipar dipukul dengan ganas, pukulan yang tidak membuat ipar  maupun  adiknya meninggalkan agama Islam. Pendirian adik perempuannya yang teguh itu akhirnya justru menentramkan  hatinya dan  malahan  ia memintanya membaca kembali baris-baris Al-Qur’an.

    Permintaan tersebut dipenuhi dengan senang hati. Kandungan  arti dan alunan  ayat-ayat Kitabullah  ternyata membuat si pemuda itu begitu terpesonanya, sehingga ia bergegas ke rumah Nabi dan langsung memeluk agama Islam. Begitulah pemuda yang bernama Umar bin Khattab, yang sebelum  masuk Islam dikenal sebagai musuh Islam yang berbahaya. Dengan  rahmat dan hidayah Allah, Islam telah bertambah  kekuatannya dengan masuknya seorang pemuda yang gagah perkasa. Ketiga bersaudara  itu begitu gembiranya, sehingga mereka secara spontan mengumandangkan “Allahu Akbar” (Allah Maha Besar). Gaungnya bergema di pegunungan di sekitarnya.

AWAL UMAR MASUK ISLAM

    Umar masuk agama Islam pada usia 27 tahun. Beliau dilahirkan di Makkah, 40 tahun  sebelum hijrah. Silsilahnya berkaitan dengan garis keturunan Nabi  pada generasi ke delapan. Moyangnya memegang jabatan duta besar dan leluhurnya adalah pedagang. Ia salah satu  dari 17 orang  Makkah yang terpelajar ketika kenabian  dianugerahkan kepada Muhammad SAW. Dengan masuknya Umar ke dalam agama Islam, kekuatan kaum  Muslimin makin bertambah  tangguh. Ia kemudian menjadi penasihat utama Abu Bakar selama masa pemerintahan dua setengah tahun. Ketika Abu Bakar wafat, ia dipilih menjadi khalifah  Islam  yang 2, jabatan yang diembannya dengan sangat hebat selama sepuluh setengah  tahun. Ia meninggal pada tahun  644 M, dibunuh  selagi menjadi imam sembahyang di masjid  Nabi. Pembunuhnya bernama Feroz alias Abu Lu’lu, seorang Majusi yang tidak puas.

    Ajaran-ajaran Nabi   telah mengubah suku-suku bangsa Arab yang suka berperang  menjadi bangsa yang bersatu, dan merupakan suatu revolusi terbesar dalam sejarah  manusia. Dalam  masa tidak sampai 30 tahun, orang-orang Arab yang suka berkelana telah menjadi tuan sebuah kerajaan terbesar di waktu itu. Prajurit-prajuritnya melanda 3 benua terkenal di dunia, dan 2 kerajaan besar Caesar (Romawi) dan Chesroes (Parsi) bertekuk lutut di hadapan pasukan Islam yang perkasa. Nabi telah meninggalkan sekelompok orang yang tidak mementingkan diri, yang  telah mengabdikan dirinya kepada satu tujuan, yakni berbakti kepada agama yang baru itu. Salah seorang di antaranya  adalah Umar al-Faruq, seorang tokoh besar, di masa perang maupun di waktu damai. Tidak banyak  tokoh dalam sejarah  manusia yang telah menunjukkan kepintaran dan kebaikan hati yang melebihi Umar, baik sebagai pemimpin tentara di medan perang, maupun dalam mengemban tugas-tugas terhadap rakyat serta dalam hak ketaatan kepada keadilan. Kehebatannya terlihat juga dalam mengkonsolidasikan negeri-negeri yang telah di taklukkannya.

    Islam sempat dituduh menyebarluaskan dirinya melalui ujung pedang. Tapi  riset sejarah modern yang dilakukan  kemudian  membuktikan bahwa perang yang dilakukan orang Muslim selama kekhalifahan Khulafaurrosyidin adalah untuk mempertahankan diri.

PERJALANAN UMAR SEBAGAI KHALIFAH

    Umar adalah ahli strategi militer yang besar. Ia mengeluarkan perintah operasi militer secara mendetail. Ketika mengadakan operasi militer untuk menghadapi kejahatan orang-orang Parsi, beliau yang merancang komposisi pasukan Muslim, dan mengeluarkan perintah dengan detailnya.

    Saat beliau menerima kabar hasil pertempurannya beliau ingin segera menyampaikan berita gembira atas kemenangan tentara kaum Muslimin kepada penduduk, lalu Khalifah Umar berpidato di hadapan penduduk Madinah: “Saudara-saudaraku! Aku bukanlah rajamu yang ingin menjadikan Anda budak. Aku adalah hamba Allah dan pengabdi hamba-Nya. Kepadaku telah dipercayakan tanggung jawab yang berat untuk menjalankan pemerintahan khalifah. Adalah tugasku membuat kalian senang dalam segala hal, dan akan menjadi hari nahas bagiku jika timbul keinginan barang sekalipun agar kalian melayaniku. Aku berhasrat mendidik kalian bukan melalui perintah-perintah, tetapi melalui perbuatan.”

    Pada tahun 634 M, pernah  terjadi pertempuran dahsyat antara pasukan Islam dan Romawi di dataran Yarmuk. Pihak Romawi mengerahkan 300.000 tentaranya, sedangkan tentara Muslimin hanya 46.000 orang. Walaupun tidak terlatih dan berperlengkapan buruk, pasukan Muslimin yang bertempur dengan gagah berani akhirnya berhasil mengalahkan tentara Romawi. Sekitar 100.000 orang serdadu Romawi tewas sedangkan di pihak Muslimin tidak lebih dari 3000 orang yang tewas dalam pertempuran itu. Ketika Caesar diberitakan dengan kekalahan di pihaknya , dengan sedih ia berteriak: “Selamat tinggal Syria,” dan dia mundur ke Konstantinopel.

    Beberapa prajurit yang melarikan diri dari medan pertempuran Yarmuk, mencari perlindungan di antara dinding-dinding benteng kota Yerusalem. Kota dijaga oleh garnisun tentara yang kuat dan mereka mampu bertahan cukup lama. Akhirnya uskup agung Yerusalem  mengajak berdamai, tapi menolak menyerah kecuali langsung  kepada Khalifah sendiri. Umar mengabulkan permohonan itu, menempuh  perjalanan di Jabia tanpa pengawalan dan arak-arakan kebesaran, kecuali ditemani seorang  pembantunya. Ketika Umar tiba di hadapan uskup agung dan para pembantunya, Khalifah menuntun untanya yang ditunggangi pembantunya.
    Para pendeta Kristen lalu sangat kagum dengan sikap rendah hati Khalifah Islam dan penghargaannya pada persamaan martabat antara sesama manusia. Uskup agung dalam  kesempatan itu menyerahkan kunci kota suci kepada Khalifah dan kemudian mereka bersama-sama memasuki kota. Ketika ditawari bersembahyang di gereja Kebaktian, Umar menolaknya dengan mengatakan: “Kalau saya berbuat demikian, kaum Muslimin di masa depan akan melanggar perjanjian ini dengan alasan mengikuti contoh saya.” Syarat-syarat perdamaian yang adil ditawarkan kepada orang Kristen. Sedangkan kepada orang-orang Yahudi, yang membantu orang Muslimin, hak milik mereka dikembalikan tanpa harus membayar pajak apa pun.

    Penaklukan Syria sudah selesai. Seorang sejarawan  terkenal mengatakan: “Syria telah tunduk pada tongkat kekuasaan Khalifah, 700 tahun setelah Pompey menurunkan  tahta raja terakhir Macedonia. Setelah  kekalahannya yang terakhir, orang Romawi mengaku  takluk, walaupun mereka masih terus menyerang daerah-daerah Muslimin. Orang Romawi membangun sebuah rintangan yang tidak bisa dilalui, antara daerahnya dan daerah orang Muslim. Mereka juga mengubah sisa tanah luas miliknya di perbatasan Asia menjadi sebuah padang pasir. Semua kota di jalur itu dihancurkan, benteng-benteng dibongkar, dan penduduk dipaksa pindah ke wilayah yang lebih utara. Demikianlah keadaannya apa yang dianggap sebagai perbuatan orang Arab Muslim yang biadab sesungguhnya hasil  kebiadaban  Byzantium.” Namun kebijaksanaan bumi hangus yang sembrono itu ternyata tidak dapat menghalangi gelombang maju pasukan Muslimin. Dipimpin Ayaz yang menjadi panglima, tentara Muslim melewati Tarsus, dan maju sampai ke pantai Laut Hitam.

    Sejarawan terkenal, Baladhuri, tentara Islam  seharusnya telah mencapai Dataran Debal di Sind. Tapi, kata Thabari, Khalifah menghalangi tentaranya maju lebih ke timur dari Mekran. Suatu penelitian pernah dilakukan untuk menunjukkan faktor-faktor  yang menentukan  kemenangan besar operasai militer Muslimin yang diraih dalam waktu yang begitu singkat. Kita ketahui, selama pemerintahan  khalifah  yang 2, orang Islam memerintah daerah yang sangat luas. Termasuk di dalamnya Syria, Mesir, Irak, Parsi, Khuzistan, Armenia, Azerbaijan, Kirman, Khurasan, Mekran, dan  sebagian Baluchistan. Pernah sekelompok orang Arab yang bersenjata tidak lengkap dan tidak terlatih berhasil menggulingkan 2 kerajaan yang paling kuat di dunia. Apa yang memotivasikan mereka? Ternyata, ajaran  Nabi  SAW. telah menanamkan semangat baru kepada pengikut agama baru itu. Mereka merasa berjuang hanya demi Allah semata. Kebijaksanaan khalifah  Islam kedua dalam memilih para jenderalnya dan syarat-syarat yang lunak yang ditawarkan  kepada bangsa-bangsa yang ditaklukan telah membantu terciptanya serangkaian kemenangan baginya.

    Umar hidup seperti orang biasa dan setiap orang bebas menanyakan tindakan-tindakannya. Suatu ketika ia berkata: “Aku tidak berkuasa apa pun terhadap Baitul Mal (harta umum) selain sebagai petugas penjaga milik yatim piatu. Jika aku kaya, aku mengambil uang sedikit sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari. Saudara-saudaraku  sekalian! Aku abdi kalian, kalian harus mengawasi dan menanyakan segala tindakanku. Salah  satu hal yang harus diingat, uang rakyat tidak boleh dihambur-hamburkan. Aku harus bekerja di atas prinsip kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.”

    Suatu kali dalam sebuah  rapat umum, seseorang berteriak: “O, Umar, takutlah kepada Tuhan.” Para hadirin bermaksud membungkam orang itu, tapi Khalifah mencegahnya sambil berkata: “Jika sikap jujur seperti itu tidak ditunjukan oleh rakyat, rakyat menjadi tidak ada artinya. Jika kita tidak mendengarkannya, kita akan  seperti  mereka.” Suatu  kebebasan menyampaikan pendapat telah dipraktekan dengan baik. Ketika berpidato suatu kali di hadapan para gubernur, Khalifah  berkata: “Ingatlah, saya mengangkat Anda bukan untuk memerintah rakyat, tapi agar Anda melayani mereka. Anda harus memberi contoh dengan tindakan yang baik sehingga rakyat dapat meneladani Anda.”

    Pada saat pengangkatannya, seorang gubernur harus menandatangani pernyataan yang mensyaratkan bahwa “Dia harus mengenakan pakaian sederhana, makan roti yang kasar, dan setiap orang yang ingin mengadukan suatu hal bebas menghadapnya setiap saat.” Menurut pengarang buku Futuhul-Buldan, di masa itu dibuat sebuah daftar barang bergerak dan tidak bergerak begitu pegawai tinggi yang terpilih diangkat. Daftar itu akan diteliti pada setiap waktu tertentu, dan penguasa tersebut harus mempertanggung-jawabkan terhadap setiap hartanya yang bertambah dengan sangat mencolok. Pada saat musim haji setiap tahunnya, semua pegawai tinggi harus melapor kepada Khalifah. Menurut penulis buku Kitab ul-Kharaj, setiap orang berhak mengadukan kesalahan  pejabat  negara, yang tertinggi sekalipun, dan pengaduan  itu harus dilayani. Bila terbukti  bersalah, pejabat tersebut mendapat ganjaran hukuman.

    Khalifah  menaruh perhatian yang sangat besar dalam usaha perbaikan keuangan negara, dengan menempatkannya pada kedudukan yang sehat. Ia membentuk “Dewan” (departemen  keuangan) yang dipercayakan menjalankan administrasi pendapatan negara. Pendapatan persemakmuran berasal dari sumber :

    Zakat atau pajak yang dikenakan secara bertahap terhadap Muslim yang berharta. Kharaj atau pajak bumi Jizyah atau pajak perseorangan. Dua pajak yang disebut terakhir, yang membuat Islam banyak dicerca oleh sejarawan Barat, sebenarnya pernah berlaku di kerajaan Romawi dan Sasanid (Parsi). Pajak yang dikenakan pada orang non Muslim jauh lebih kecil jumlahnya dari pada yang dibebankan pada kaum Muslimin. Khalifah menetapkan pajak bumi menurut jenis penggunaan tanah yang terkena. Ia menetapkan 4 dirham untuk satu Jarib gandum. Sejumlah 2 dirham dikenakan untuk luas tanah yang sama tapi ditanami gersb (gandum pembuat ragi). Padang rumput dan tanah yang tidak ditanami tidak dipungut pajak. Menurut sumber-sumber sejarah yang dapat dipercaya, pendapatan pajak tahunan di Irak berjumlah 860 juta dirham. Jumlah itu tak pernah terlampaui pada masa setelah wafatnya Umar.

    Ia memperkenalkan reform (penataan) yang luas di lapangan  pertanian, hal yang bahkan  tidak terdapat di negara-negara berkebudayaan tinggi di zaman modern ini. Salah satu dari reform  itu  ialah penghapusan zamindari (tuan  tanah), sehingga pada gilirannya terhapus pula beban buruk yang mencekik petani penggarap. Ketika orang Romawi  menaklukkan Syria dan Mesir, mereka menyita tanah petani dan membagi-bagikannya kepada anggota tentara, kaum ningrat, gereja, dan anggota keluarga kerajaan.

Sejarawan Perancis mencatat: “Kebijaksanaan liberal orang Arab dalam menentukan pajak dan mengadakan land reform sangat banyak pengaruhnya terhadap berbagai kemenangan mereka di bidang kemiliteran.”
    Ia membentuk departemen kesejahteraan rakyat, yang mengawasi pekerjaan pembangunan dan melanjutkan rencana-rencana. Sejarawan terkenal Allamah Maqrizi mengatakan, di Mesir saja lebih dari 20.000 pekerja terus-menerus dipekerjakan  sepanjang  tahun. Sejumlah kanal di bangun di Khuzistan dan Ahwaz selama masa itu. Sebuah kanal bernama “Nahr Amiril Mukminin,” yang menghubungkan Sungai Nil dengan Laut Merah, dibangun untuk menjamin pengangkutan padi secara cepat dari Mesir ke Tanah Suci.

    Selama masa pemerintahan Umar diadakan pemisahan antara kekuasaan pengadilan dan kekuasaan eksekutif. Von Hamer mengatakan, “Dahulu hakim diangkat dan  sekarang pun masih diangkat. Hakim ush-Shara ialah penguasa yang ditetapkan berdasarkan  undang-undang, karena undang-undang menguasai seluruh keputusan pengadilan, dan para gubernur dikuasakan menjalankan keputusan itu. Dengan demikian  dengan usianya yang masih sangat  muda, Islam telah mengumandangkan dalam kata dan perbuatan, pemisahan antara kekuasaan pengadilan dan kekuasaan eksekutif.” Pemisahan seperti itu belum lagi dicapai oleh negara-negara paling maju, sekalipun di zaman modern ini.

    Kebesaran Khalifah Umar juga terlihat dalam perlakuannya yang simpatik terhadap warganya yang non Muslim. Ia mengembalikan tanah-tanah yang dirampas oleh pemerintahan jahiliyah kepada yang berhak yang sebagian besar non Muslim. Ia berdamai dengan orang Kristen Elia yang menyerah. Syarat-syarat perdamaiannya ialah: “Inilah perdamaian yang ditawarkan Umar, hamba Allah, kepada penduduk Elia. Orang-orang non Muslim diizinkan tinggal di gereja-gereja dan rumah-rumah  ibadah  tidak boleh dihancurkan. Mereka bebas sepenuhnya menjalankan ibadahnya dan tidak dianiaya dengan cara apa pun.” Menurut Imam Syafi’i ketika Khalifah mengetahui seorang Muslim membunuh seorang Kristen, ia mengijinkan  ahli waris almarhum  menuntut balas. Akibatnya, si pembunuh dihukum penggal kepala.
    Khalifah Umar juga mengajak orang non Muslim berkonsultasi tentang sejumlah masalah kenegaraan. Menurut pengarang Kitab al-Kharaj, dalam wasiatnya yang terakhir Umar memerintahkan kaum Muslimin menepati sejumlah jaminan yang pernah diberikan kepada non Muslim, melindungi harta dan jiwanya, dengan taruhan jiwa sekalipun. Umar bahkan memaafkan penghianatan mereka, yang dalam sebuah pemerintahan beradab di zaman sekarang pun tidak akan mentolerirnya. Orang Kristen dan Yahudi di Hems bahkan sampai berdoa agar orang  Muslimin kembali ke negeri mereka. Khalifah memang membebankan jizyah, yaitu pajak perlindungan bagi kaum non Muslim, tapi pajak itu tidak dikenakan bagi orang non Muslim, yang bergabung dengan tentara Muslimin

    Khalifah  sangat  memperhatikan rakyatnya, sehingga pada suatu ketika secara diam-diam  ia turun berkeliling di malam hari untuk menyaksikan langsung keadaan rakyatnya. Pada suatu malam, ketika sedang berkeliling di luar kota Madinah, di sebuah  rumah dilihatnya seorang wanita sedang memasak sesuatu, sedang 2 anak perempuan duduk di sampingnya berteriak-teriak minta makan. Perempuan itu, ketika menjawab Khalifah, menjelaskan bahwa anak-anaknya lapar, sedangkan di ceret yang  ia jerang  tidak ada apa-apa selain air dan beberapa buah batu. Itulah caranya ia menenangkan anak-anaknya agar mereka percaya bahwa makanan sedang disiapkan. Tanpa menunjukan identitasnya, Khalifah bergegas  kembali ke Madinah yang berjarak  3 mil. Ia kembali dengan memikul sekarung terigu, memasakkannya sendiri, dan baru merasa puas setelah melihat anak-anak yang malang itu sudah merasa kenyang. Keesokan harinya, ia berkunjung  kembali, dan sambil meminta maaf kepada wanita itu ia meninggalkan sejumlah uang sebagai sedekah kepadanya.

    Khalifah yang agung itu hidup dengan cara yang sangat sederhana. Tingkat kehidupannya  tidak  lebih tinggi dari kehidupan orang biasa. Suatu ketika Gubernur Kufah  mengunjunginya sewaktu ia sedang makan. Sang gubernur menyaksikan makanannya terdiri dari roti dan minyak zaitun, dan berkata, “Amirul mukminin, terdapat cukup di kerajaan Anda; mengapa Anda tidak makan roti dari gandum?” Dengan agak tersinggung dan nada murung, Khalifah  bertanya, “Apakah Anda pikir setiap orang di kerajaanku yang begitu luas bisa mendapatkan  gandum?” “Tidak,” Jawab gubernur. “Lalu, bagaimana aku dapat makan  roti dari gandum? Kecuali  bila itu bisa dengan mudah didapat oleh seluruh rakyatku.” Tambah Umar.

    Dalam kesempatan lain Umar berpidato di hadapan suatu pertemuan. Katanya, “Saudara-saudara, apabila aku menyeleweng, apa yang akan kalian lakukan?” Seorang laki-laki bangkit dan berkata, “Anda akan kami pancung.” Umar berkata  lagi untuk mengujinya, “Beranikah  anda  mengeluarkan  kata-kata yang tidak sopan  seperti itu kepadaku?” “Ya, berani!” jawab laki-laki tadi. Umar sangat gembira dengan  keberanian orang itu dan berkata, “Alhamdulillah, masih ada orang yang seberani itu di negeri kita ini, sehingga bila aku menyeleweng mereka akan memperbaikiku.” Seorang filosof dan penyair Muslim tenar dari India menulis nukilan seperti berikut untuk dia:Jis se jigar-i-lala me thandak ho who shabnam Daryaan ke dil jis se dabel jaen who toofan Seperti embun yang mendinginkan hati bunga lily, dan bagaikan topan yang menggelagakkan dalamnya sungai.













1.    Mengapa nabi muhammad di utus ke arab untuk menyebarkan agama islam?
jawab :
Karena bangsa Arab berada dlam dunia kegelapan. Penyembahan kepada Tuhan yang Maha Esa, telah bertukar kepada penyembahan kepada berhala yang mereka ciptakan sendiri,  Perikemanusiaan  telah bertukar  kepada sifat-sifat kebinatangan; yang kuat menindas yang lemah, yang kaya memeras yang miskin, wanita dijadikan sebagai alat pemuas nafsu ataupun sebagai iklan untuk melariskan perniagaan, jika lahir anak lelaki mereka sungguh gembira, akan tetapi jika lahir perempuan  mereka sampai hati membunuhnya. Ramai pula mereka yang mengamalkan cinta sesama sejenis, lelaki dengan lelaki, perempuan dengan perempuan, meminum khomer sambil berpesta, sehingga bangsa Arab adalah bangsa yang sangat kacau dan  Bangsa yang tidak memiliki etika serta tidak beragama.

2.    Kenapa bangsa Quraisy tidak suka kepada Nabi Muhammad dan sangat membencinya, sehingga kota madinah susah untuk di kuasainya?
jawab :
Karena Nabi Mumammad  telah merubah aturan-aturan yang sudah di buat oleh kaum quraisy dan sudah menyebarkan agama baru di daerah kekuasaannya, Nabi telah menghancurkan banyak berhal-berhala, mengambil kaum mereka untuk menjadi pengikut kaum Nabi, dan Nabi telah membangun masjid sebagai pusat dakwah dan pengajaran. Nabi juga segera menyerukan perdamaian serta persaudaraan antara dua bangsa; Aus dan Khazraj, yang  telah berperang selama bertahun-tahun akibat  hasutan yang dilancarkan oleh orang-orang Yahudi Madinah.
Sehingga Pemimpin Quraisy menjadi marah, dan mereka berusaha pula mengadakan berbagai tekanan yang lainnya, dan  mengambil suatu  keputusan  bersama, untuk menghancurkan  Nabi  Muhammad S.A.W.dan para pengikutnya yang setia, supaya Nabi Muhammad S.A.W. dan pengikutnya menjadi lemah dan menyerah kalah. Pimpinan Quraisy mengadakan pertemuan dan mengambil suatu keputusan  bertulis, dan digantungkan di ka'bah, sebagai satu keputusan yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh semua suku Quraisy untuk menghancurkan Nabi  Muhammad S.A.W. dan kaum beliau Bani Hasyim, isi dari keputusan itu ialah:
1.    Melarang semua orang Quraisy berurusan perniagaan dengan Nabi dan  pengikut Nabi Muhammad S.A.W. terutama bani Hashim dan bani Muthalib.
2.    Tidak boleh mengadakan ikatan pernikahan dengan kaum Muslimin.
3.    Melarang siapapun  untuk bergaul dengan Muhammad dan pengikutnya.
4.    Pihak Quraisy akan bekerjasama dan membantu siapa yang bersedia memusuhi Muhammad dan pengikutnya.

3.    Kenapa Nabi Muhammad diangkat menjadi kepala pemerintahan di kota Madinah?
Jawab :
    Karena di Madinah ajaran Nabi Muhammad  SAW diterima dengan baik oleh penduduk di sana. Sehingga Nabi Muhammad SAW kemudian diangkat menjadi pemimpin penduduk kota tersebut. Dan ia segera meletakkan dasar-dasar kehidupan yang kokoh bagi pembentukan suatu masyarakat baru. Hal Pertama yang berusaha Nabi Muhammad SAW tegakan di Madinah adalah Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan di dalam Islam), yaitu antara kaum Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah) dan Anshar (penduduk Madinah yang masuk Islam dan  ikut membantu  kaum Muhajirin). Nabi SAW mempersaudarakan dan menyatukan Orang-orang dari golongan Muhajirin dengan Orang-orang dari golongan Anshar.
    langkah berikutnya adalah menentukan sarana yang memfasilitasi rasa persaudaraan tersebut, yaitu tempat mereka saling bertemu sehingga rasa persaudaraan itu semakin kokoh. Sarana yang paling cocok untuk hal tersebut adalah sebuah Masjid, tempat melakukan ibadah kepada Allah SWT secara berjamaah dan juga dapat digunakan sebagai tempat untuk berbagai hal. Misalnya saja tempat belajar mengajar, melakukan pengadilan, tempat musyawarah dan lainnya.
    Dan Nabi Muhammad  SAW kemudian merencanakan untuk membangun masjid dan dalam proses pembangunnya, Nabi Muhammad SAW juga langsung ikut membangun bersama-sama kaum muslimin lainnya. Masjid yang dibangun ini kemudian dikenal sebagai Masjid Nabawi. Masjid ini berukuran  cukup besar, dibangun di atas sebidang tanah dekat rumah Abu Ayyub al-Anshari. Dinding Masjid ini terbuat dari tanah liat, sedangkan atapnya dari daun-daun dan pelepah kurma. Kemudian di bangun pula tempat tinggal  Nabi Muhammad SAW yang berlokasi dekat dengan Masjid Nabawi.     Dan untuk menjaga kestabilan hidup di Madinah, Nabi Muhammad SAW juga merencanakan hal yang tidak kalah penting. Yaitu membangun hubungan persahabatan dengan  pihak-pihak lain yang  tidak beragama Islam. Di Madinah, selain umat islam binaan Nabi Muhammad SAW, di sana juga masih terdapat golongan masyarakat Yahudi dan orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang mereka.
    Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Nabi Muhammad SAW mengadakan ikatan perjanjian  dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam. Di Madinah, disamping orang-orang Arab Islam juga masih terdapat golongan masyarakat Yahudi dan orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Nabi Muhammad SAW mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka. Perjanjian tersebut diwujudkan melalui sebuah piagam yang disebut dengan Misaq Madînah atau Piagam Madinah. Isi piagam itu antara lain mengenai kebebasan beragama, hak dan kewajiban masyarakat dalam  menjaga keamanan dan ketertiban negerinya, kehidupan sosial, persamaan derajat, dan disebutkan bahwa Rasulullah SAW menjadi kepala pemerintahan di Madinah.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

MENERAJUI KESEJAHTERAAN SELANGOR