Selasa, 28 Jun 2011

ISRA’ MI’RAJ DITINJAU DENGAN SAINS DIRENUNGKAN MAKNANYA

Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui (QS 17:1)
Dan sesungguhnya (Muhammad) telah melihatnya (Jibril dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha, di dekatnya ada syurga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya, penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya Dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar (QS 53:13-18)
ISRA’ MI’RAJ MENURUT SAINS,
Makna tujuh langit
Isra’ mi’raj perjalanan keluar dimensi ruang waktu
Tujuh Langit Berlapis-lapis, bertingkat-tingkat
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (QS 67:3 )
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? (QS 71:15)
Langit dalam Konsep Baru
Tidak ada lapisan langit.
“Langit bertingkat-tingkat” bermakna jarak benda-benda langit berbeda-beda
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? (QS 71:15)
• Isra’ Mi’raj ,Perjalanan apakah?
Bukan penerbangan biasa, antar negara dan luar angkasa
Isra’ mi’raj perjalanan keluar dimensi ruang waktu (x,y,z,t):
Mekkah – Palestina ditempuh sekejap (tidak terikat lagi pada ruang)
Perjumpaan dengan para Nabi dan gambaran sungai di surga (tidak terikat lagi pada waktu)
Pemahaman dengan pendekatan konsep ektra dimensi sekadar pendekatan sains untuk merasionalkan konsep aqidah terkait isra’ mi’raj, walau belum tentu tepat. Tetapi upaya pendekatan saintifik sering dipakai sebagai dalil aqli (akal) untuk memperkuat keyakinan dalam aqidah Islam. Sains seharusnya tidak kontradiktif dengan aqidah dan aqidah bukan hal yang bersifat dogmatis semata, tetapi memungkinkan dicerna dengan akal. Mengintegrasikan sains dalam memahami aqidah dapat menghapuskan dikhotomi aqidah dan sains, karena Islam mengajarkan bahwa kajian sains tentang ayat-ayat kauniyah tak terpisahkan dari pemaknaan aqidah.
Isra’ dan mi’raj juga memberikan inspirasi untuk merenungi makna ibadah shalat, termasuk aspek saintifiknya. Umat Islam telah membuktikan bahwa sains pun bisa diintegrasikan dalam urusan ibadah, untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah. Demi kepentingan ibadah shalat, umat Islam mengembangkan ilmu astronomi atau ilmu falak untuk penentuan arah kiblat dan waktu shalat. Tuntutan ibadah mendorong kemajuan sains astronomi pada awal sejarah Islam. Kini astronomi telah menjadi alat bantu utama dalam penentuan arah kiblat dan waktu shalat. Konsepsi astronomi bola digunakan untuk penentuan arah kiblat.
Isra’ mi’raj memberikan inspirasi mengintegrasikan sains dalam memperkuat aqidah dan menyempurnakan ibadah, selain mengingatkan pentingnya shalat lima waktu.
MAKNANYA
Shalat sebagai tiang agama punya kekhususan, disampaikan secara langsung oleh Allah, bukan melalui perantara Malaikat Jibril.
Shalat adalah mi’rajnya orang beriman. Berkomunikasi langsung dengan Allah yang dicapai bila khusyu’.
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Allohu alam bi sawab

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

MENERAJUI KESEJAHTERAAN SELANGOR